Sabtu, 11 April 2009

KRISIS DAN KANTONG ANDA

Krisis perumahan di Amerika Serikat yang berlanjut menjadi krisis keuangan dan krisis ekonomi secara global saat ini diperparah oleh adanya aspek psikologi para pemain di pasar uang global yang kemudian menjadi sangat paranoid. Khususnya setelah bank yang terkenal kuat seperti Lehman Brothers pada hari Minggu, 14 September 2008, dinyatakan bangkrut.

Ketakutan para Investor dan nasabah bank ini diperparah oleh adanya pemberitaan hasil analisa dari para ahli dan para pemerhati bidang keuangan yang terlalu negatif atau kurang proporsional, yang telah disebar luaskan oleh media-media seperti TV, radio, media cetak dan Internet.

DARI KRISIS KE KRISIS

Pada tahun 1929, dunia dilanda krisis, dimana nilai saham di pasar modal, dalam waktu singkat yaitu dalam jangka waktu 2 bulan, jatuh sampai 47,9% dari nilainya tertinggi. Tetapi, akibat terjadi kontraksi di bidang ekonomi yang dikenal sebagai (great depression), nilai saham tersebut berlanjut jatuh sampai 90% dari nilainya yang tertinggi, hanya dalam jangka waktu sekitar 27 bulan. Sedangkan pemulihannya berjalan sangat lama, yaitu dalam hitungan puluhan tahun. Bahkan diselingi dengan adanya Perang Dunia Kedua.

Setelah itu terjadi berbagai krisis dalam tingkatan sedang karena berlangsung secara regional, diantaranya adalah krisis bahan bakar minyak 1973/1974, krisis di Amerika Latin di awal 1990 an, krisis bisnis dot com pada tahun 2000 – 2002, dan krisis moneter di Asia Tenggara dalam tahun 1997/1998. Sejarah mencatat betapa dalamnya dampak krisis-krisis ini terhadap kemiskinan, dan betapa besar biaya untuk memperbaikinya dan sedemikian lama pemulihannya.

Apabila paket stimulus yang dirancang oleh pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia ini gagal, maka apa yang terjadi pada tahun 1929, sangat mungkin juga terjadi pada krisis 2007/2008 ini, bahkan bisa lebih buruk, dimana:
• 25% dari penduduk akan kehilangan pekerjaan dan atau menganggur (jobless).
• Adanya kerusuhan (mirip kerusuhan 1998) yang disertai penjarahan bahan makanan dari toko-toko makanan, karena penduduk yang tidak memiliki income, jumlahnya sangat besar.
• Penduduk yang tidak punya rumah / pekerjaan, akan mengalir ke pusat-pusat kota untuk mencari pekerjaan atau mengemis, dan tidur di kolong jembatan atau di tanah-tanah kosong/lapangan.
DAMPAK KRISIS KEPADA INDONESIA DAN KANTONG ANDA
Hal serupa juga akan terjadi dan bahkan langsung terjadi di sektor perbankan Indonesia. Bank-bank di Indonesia mulai “kehausan” dana dan sempat meningkatkan bunga simpanan. Akibatnya bunga kredit pun ikut naik. Secara sederhana, berkurangnya ketersediaan kredit ke sektor riil di Indonesia yang disertai menurunnya ekspor atau turunnya permintaan barang dari negara-negara maju, serta jatuhnya harga beberapa komoditi akan menyebabkan banyak perusahaan di Indonesia mulai mengalami kerugian. Perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan banyak pegawai, adalah perusahaan yang terlebih dahulu terkena dampaknya. Mereka akan semakin merugi karena turunnya pesanan dari luar negeri. Dapat kita bayangkan berapa banyak pegawai yang akan dirumahkan. Tepatlah yang dikatakan media-media di Amerika Serikat, bahwa tanpa mempersiapkan diri maka pada giliran berikutnya, krisis global ini akan berdampak ke kantong kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar